pengalaman menikmati imbal hasil portofolio
sekira pertengahan dekade pertama abad ke 21 ini
atas permintaan istri, saya merelakan sebagian isi kocek reksa dana saham untuk membeli properti, sebuah ruko
saya sadar dan tersentak, bahwa kebutuhan untuk mendapatkan sebuah properti adalah bagian dari pergumulan utama banyak orang
nikmatnya, properti itu dibayar dari imbal hasil reksa dana selama sekira 3 taon saja
tentu saja modal awal di kisaran di atas sepuluh jt, lalu secara bertahap ditambah lagi beberapa kali
namun dengan kenaikan nilai aktiva bersih reksa dana saham yang mencapai di atas 200% dalam 4 taon maka imbasnya nyata dan manieszzzz
yang lebih menarik hati, imbal hasil yang tersisa, saya masih bisa tetap inves
ternyata hasilnya melebihi ekspektasi dan bisa saja untuk membeli satu properti yang lebih bagus
contoh yang nyata saat gw beli dan jual MDS secara tren indikatif (NAB= nilai aktiva bersih/harga reksa dana per unit):
Tanggal | NAB | Gain (+%) | | ||||||||
09-29-03 | 1,190.74 | 0.00% | |||||||||
12-29-05 | 2,666.22 | 123.91% | |||||||||
12/22/06 | 4,243.01 | 256.33% | |||||||||
12/28/07 | 6845.53 | 474.90% | |||||||||
12/30/08 | 3,444.77 | 189.30% | |||||||||
01/05/09 | 3,647.92 | 206.36% | |||||||||
05/26/10 | 7,221.91 | 506.51% | |||||||||
hmmm, investasi reksa dana memang penuh ketidakyakinan, tapi solusi nyata lah
pasar finansial bak gelombang air laut
yang bergerak senantiasa
mengkerut
mengembang
meninggi
menurun
melambung
mengapung-apung
hukum abadi alam
menjadi refleksi saya, bahwa pasar finansial itu alamiah
walau jelas banyak perilaku manusia di dalamnya
perilaku manusia itu pun alamiah sifatnya
manusia dan alam berperilaku sejajar
perubahan dalam kesempatan itu yang selalu dikejar
oleh alam dan manusia
krisis euro diratapi banyak investor ritel
karena pemulihan investasi mereka amat terimbas dan terganggu oleh krisis globalisasi itu
terutama oleh perilaku hedge funds yang cemas oleh banyak isu
isu aturan main ketat di zona euro dan amrik
tempat investasi portofolio terbesar seglobal
terutama oleh kecemasan investor raksasa pengecut
yang menganggap bahwa investasi itu cuma alat
yaitu alat untuk meraih laba saja
tanpa peduli dampak kemanusiaannya pada investor ritel yang selalu terpinggirkan
saya mah bukan siapa-siapa
boleh digolongkan ke dalam lapisan terpinggirkan itu
tapi juga ga rela cuma di pinggir
itu sebabnya saya belajar dari blog-blog ini
guna memantau setiap perubahan
baik yang sederhana
mau pun yang cukup kompleks
guna meyakinkan pertimbangan saya
bahwa keputusan membeli atau menjual
pada portofolio saya sudah mengikuti aturan trisila investasi
seperti yang dipaparkan pada : http://transaksisaham.wordpress.com/
itu artinya gelombang pasar finansial dipengaruhi oleh 3 faktor utama
faktor rencana transaksi portofolio dalam jangka waktu harian, bulanan, dan tahunan
atau jangka panjang beneran http://transaksisaham.wordpress.com/2009/12/17/akhirnya-formulir-itu-datang-juga-171209/
faktor ekonomi global yang terkait dengan macam2 isu, terutama geopolitik dan perubahan pasar komoditas, valas, dan saham global http://iaminvestor.wordpress.com/ juga http://sites.google.com/site/ekonomibanget/Selamat-Jumpa/ekonomi-saat-susah serta http://ekonomitakserius.wordpress.com/category/emas-or-gold-ceileh/
faktor teknikalitas yang mencerminkan psikologi pasar http://transaksisaham.wordpress.com/2009/12/09/analisis-teknikal-sederhana-saham2-yang-gw-transaksikan-everyday/
melalui trisila investasi, maka fokus laba dalam transaksi harian, bulanan dan tahunan bisa dibangun secara pribadi
namun semua itu dibungkus dalam lapisan utama: kedewasaan investor http://transaksisaham.wordpress.com/2010/01/07/kis-2-0-kedewasaan-investor-saham-lanjutan-070110/
ketidakyakinan memang selalu hadir
seperti juga gelombang pasang surut di pasar finansial
namun buat saya
yang terutama saya bisa lakukan adalah mensikapi ketidakyakinan itu dan gelombangnya
bersikap acuh tak acuh sudah pasti bukan solusi
bersikap serius beneran itu jalan menuju laba sebagai tujuan utama semua investasi portofolio
jadi maen saham beneran itu bukan ilusi, tapi solusi yang faktual
walau pun tetap investasi itu maya sifatnya karena intangible
tapi langsung tangible pada saat dijual
terutama pada investasi yang teregulasi, terawasi, terlindungi, dan terbukti dapat diyakini
saat penutupan bursa saham sesi 01, ihsg meraung cukup keras : http://sahambumi.wordpress.com/2010/05/24/bumi-enrg-lage-cari-celah-seh-240510/ ; sayang sekali raungan saham2 perbankan tidak berimbas positif ke ihsg di penutupan: http://transaksisaham.wordpress.com/2010/05/21/gw-bukan-mama-l0rpeuronegatif-210510/